Entah masalah apa lagi ini,
kita hampir tiba di perjalanan yg telah kita tempuh,
kenapa kini kau pun sesaat mulai meragu,
ragu untuk meyakini benarkah kehidupan itu yang kau mau
ragu untuk meyakini benarkah aku yang layak untuk mu
ragu untuk meyakini bahwa kau siap untuk menghabiskan sisa waktu bersamaku.
ragu untuk meyakini bahwa akulah cinta mu dan akulah bahagiamu,
ku anggap sampai saat ini kita cukup tangguh,
batuan, ombak, dan angin itu telah kita lalui,
dengan penuh peluh keringat bercampur darah dan luka di sekujur tubuh
entah apa kau turut merasakan hal yang sama..
ku berjuang keras untuk melalui ini semua,
kadang ku paksakan tubuh ku
kadang ku biarkan batu melukai kaki ku,
kadang ku biarkan ombak menghantam tubuh ku dan ku biarkan angin menyayatku
dengan harap ku tiba di tempat yang ku tuju.
tempat dimana kau adalah aku dan aku adalah kau
tempat dimana cinta adalah dasar,
tempat dimana kepercayaan dan kejujuran adalah tiang,
tempat dimana perhatian, pengertian dan rasa saling berbagi adalah pintu
dan tempat dimana tanggung jawab dan kesetiaan adalah atap
dan kau ada disana bersamaku, bukan meninggalkanku,
apakah kau adalah sang angin yang hanya menginginkan kebebasan tanpa batas?
atau kau adalah sang dewa yang hanya menginginkan seorang dewi yang sempurna?
siapapun kau tapi inilah aku,
aku bukan dewi yang sempurna,
tubuhku bisa terluka,
darahku bukan suatu simbol kekuatan,
air mataku bukan simbol keindahan,
hatikupun bisa merasa dengki dan mendendam,
dan aku tak kan bisa memberikan mu kesempurnaan.
ku mampu memberikanmu semua cinta,
ku mampu memberikanmu kesetiaan,
ku mampu menjadikan mu sang dewa di hatiku.
tapi...
ku tetap manusia biasa,
manusia yang mempunyai batas atas semua rasa,
batas atas semua luka,
batas atas kuasa untuk mengatur latar dan waktu dalam hidup yg tercipta,
batas atas kuasa untuk menggariskan kehidupan keluarga yang bahagia.
ku memang berasal dari dunia dengan manusia manusia yang tak sesempurna langitmu
ku adalah manusia yang hanya mampu memberikan mu "AKU",
ku tak mampu merubah "mereka" yang ternyata kau anggap sebagai manusia laknat dan penuh hina,
ku tak mampu merubah "mereka" yang ternyata kau anggap sebagai pendosa yang hidup bak seorang jalang.
ku tak mampu merubah lukisan ilahi yang sudah tercipta dan terlaksana
ku tak juga mampu berkata pada yang kuasa " Ubah ini semua menjadi sempurna"
dewa di hatiku..
berikan jawabmu,
apa kita masih mungkin bersatu?
apa cinta, luka dan tawa yang telah tercipta mampu menjadikan ku dewimu?
atau kau mau meninggalkan segala ego dan kedewaan mu untuk ku?
atau kita tetap hanya sebagai dewa dan manusia, saling memiliki rasa namun tak kan bersanding beriringan?
